Materi IPS KD 3.3 Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia - Kelas 6

Materi IPS KD 3.3 Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia - Kelas 6. Proklamasi kemerdekaan republik indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa indonesia untuk memulai hidup sebagai negara merdeka.

Gambar: Kemerdekaan Indonesia

Sebagai bangsa yang baru merdeka, ternyata tantangan dan hambatan masih ada terutama dai pihak penjajahan belanda yang tidak menerima kemerdekaan indonesia dan berusaha untuk kembali menjajah indonesia.

Kedatangan pihak sekutu yang ingin melucuti tentara jepang, ternyata diboncengi oleh tentara belanda yang mempunyai maksud untuk berkuasa kembali.

Gambar: perjuangan diplomasi

Rakyat dan tentara indonesia bersatu mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan republik indonesia sehingga terjadi kontak fisik atau perang dalam mempertahankan indonesia.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Perjuangan secara kontak fisik atau perjuangan dengan perlawanan menggunakan senjata atau perang
2. Perjuangan secara diplomasi atau melalui cara perundingan.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia dengan cara perlawanan menggunakan senjata terjadi dibeberapa wilayah, simak berikut ini.

Gambar: illustrasi pertempuran medan area

1. Pertempuran Medan Area

Penyebab terjadinya peretmpuran medan area ini adalah karena pihak sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jendral T.E.D Kelly yang ingin menguasai kota medan.

Pasukan sekutu datang ke kota medan pada tanggal 09 oktober 1945 di boncengi oleh pasukan NICA Belanda.

Pasukan sekutu memasang papan yang bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" atau batas resmi wilayah medan diberbagai wilayah pinggiran kota medan untuk menghadang dan membatasi gerak pemuda setempat.

Pertempuran medan area ini berakhir hingga 15 Februari 1947 setelah komite gencatan senjata memerintahkan penghentian kontak senjata.

Gambar: illustrasi pertempuran ambarawa

2. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran ambarawa atau palagan ambarawa adalah peristiwa yang dilakukan rakyat kepada sekutu yang berada di ambarawa semarang bagian selatan jawa tengah.

Pada tanggal 26 oktober 1945 tentara sekutu yang tiba dimagelang berdalih akan mengevakuasi tahanan perang, namun mereka menduduki magelang.

Maka terjadilah pertempuran antara pasukan TKR resimen magelang pimpinan Letkol M. Sarbini dan sekutu.

Pertikaian tersebut reda saat diadakan perundingan antara Ir. Soekarno dan Brigjen Bethell dimagelang pada tanggal 02 november 1945 untuk membahas mengenai gencatan senjata dan menyepakati penyelesaian pertikaian pada peristiwa ambarawa.

Gambar: Perjuangan Bandung lautan api

3. Bandung Lautan Api

Tentara sekutu yang dipimpin oleh Jendral Hawtorn memasuki bandung pada oktober 1945 dan mereka diboncengi oleh tentara NICA pimpinan Kapten Gray.

Sekutu bertujuan untuk melucuti tentara jepang dan membebaskan tawanan belanda serta eropa.

Kolonel McDonald langsung memerintahkan dan menuntut agar laskar pejuang, polisi dan TKR menyerahkan senjata pada tentara sekutu yang berada dibawah komandonya dan mengultimatum gubernur jawa barat untuk mengosongkan kota bandung dari penduduk dan tentaranya.

Karena ultimatum tersebut,mendorong TRI (Tentara Republik Indonesia) melakukan operasi bumi hangus yang dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api pada tanggal 23 maret 1946.

Gambar: Pertempuran Surabaya

4. Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 25 oktober 1945 pasukan sekutu dari brigade 49 dibawah pimpinan Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di surabaya.

Pada tanggal 30 oktober 1945 pertempuran terjadi kembali yang menewaskan Jendral A.W.S Mallaby.

Pada tanggal 09 november 1945 inggris mengeluarkan ultimatum yang berisi ancaman akan menggempur kota surabaya dari darat, laut dan udara apabila orang-orang surabaya tidak menaati perintah inggris.

Pada tanggal 10 november 1945 pagi, tentara inggris mulai melancarkan serangan berskala besar yang dimulai dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan surabaya dan lantas mengarahkan selama 30.000 infanteri, sebanyak pesawat terbang, tank dan kapal perang.

Selain dengan pertempuran, upaya mempertahankan indonesia dilakukan dengan cara diplomasi atau perundingan. Berikut ini merupakan upaya mempertahankan indonesia dengan cara diplomasi.

Gambar: perungingan linggarjati

a. Perundingan Linggarjati

Perundingan ini ditanda tangani pada tanggal 25 maret 1947 di linggarjati, Cirebon.

Pihak indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, Muhammad Rum.

Pihak belanda dipimpin oleh Williem Schermerhorn, Van Mook.

Isi perundingan linggarjati adalah:

• Pengakuan secara defacto wilayah Republik Indonesia
• Kerjasama pembentukan RIS (Sumatera, Jawa, Madura)
• Dibentuk uni indonesia - belanda dengan Ratu belanda sebagai ketua.

Pada tanggal 15 juli 1947 belanda tidak mengakui hasil perundingan ini dan pada tanggal 21 juli 1947 belanda melancarkan serangan agresi militer 1.

Gambar: perundingan renville

b. Perjanjian Renville

Perjanjian ini dimulai tanggal 08 desember 1947 dan ditanda tangani pada tanggal 17 januari 1948 di kapal US Renville.

Pihak Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifudin dan pihak belanda dipimpin oleh Gubernur Jendral Van Mook.

Isi perjanjian Renville adalah:

• Wilayah indonesia yang diakui belanda hanya jawa tengah, yogyakarta dan sumatera.
• Tentara indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah kekuasaan belanda (jawa barat dan jawa timur)
• Akan dibentuk uni indonesia-belanda dengan kepalanya raja belanda.

Hasil perjanjian Renville sangat merugikan indonesia karena wilayah semakin sempit.

Gambar: perundingan roem-roijen

c. Perundingan Roem-Roijen

Perjanjian ini dimulai tanggal 14 april 1949 dan ditanda tangani pada tanggal 07 mei 1949 di hotel Des Indes Jakarta.

Pihak indonesia dipimpin oleh Muhammad Roem dan pihak belanda dipimpin oleh Herman Van Roijen.

Isi perjanjian Roem_roijen adalah:

• Angkatan bersenjata akan menghentikan semua aktifitas gerilya
• Pemerintah indonesia akan menghadiri konferensi meja bundar.
• Pemerintahan indonesia dikembalikan ke yogyakarta.
• Tentara belanda akan menghentikan agresi militer dan membebaskan tawanan perang.

Hasil perundingan ini menguntungkan kedua belah pihak sehingga dilanjutkan konferensi meja bundar di belanda.

Gambar: konferensi meja bundar

d. Konferensi Meja Bundar

Konferensi meja bundar dilaksanakan pada tanggal 23 agustus 1949 sampai dengan 02 november 1949 di Den Haag, Belanda.

Pihak indonesia dipimpin oleh Drs. Muhammad Hatta dan pihak BFC dipimpin oleh Sultan Hamid II kemudian pihak belanda dipimpin oleh Johannes Henricus Van Merseveen.

Isi perjanjian meja bundar adalah:

• Kerajaan nederland menyerahkan kedaulatan indonesia yang sepenuhnya kepada indonesia serikat dengan tidak bersyarat lagi dan tidak dicabut, dan karena itu mengakui indonesia serikat sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
• Republik indonesia serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada konstitusinya, rancangan konstitusi telah dipermaklumkan oleh kerajaan nederland.
• Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 30 desember 1949.

Share this post